Peraciknya Arif Sigit Wibowo, mekanik sekaligus pemilik tim Pells Racing
yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. “Saya lebih suka bikin mesin
sendiri, sampai kelas Supermatik 300 cc juga digarap sendiri. Bukan bawa
mesin utuh dari Thailand,” ujar Pells, sapaan akrabnya.
Jadi, makin penasaran faktor apa saja yang bikin motor ini mampu melesat
kencang. Pastinya pake resep dong? “Untuk turun di kelas 200 cc,
mengandalkan piston Kawahara diameter 66 mm tipe forging,” ujar mekanik
berambut ikal ini.
Pilihan pakai piston forging ada beberapa alasan, lho. Salah satunya
lantaran bobot piston tergolong ringan. Kalau di bandingkan dengan non
forging macam piston Tiger jauh lebih enteng. Cocok buat besutan drag
bike yang butuh bobot ringan. “Piston forging bikin putaran mesin enteng
dan cepat naiknya,” lanjut Pells lagi.
Lantaran piston 66 mm, dirasa sudah mencukupi kapasitasnya untuk turun
di kelas 200 cc. Jadinya enggak perlu lagi pakai jurus naik stroke.
Pakai stroke standar bikin mesin jadi lebih awet. Kalau dihitung pakai
rumus volume total mesin Mio ini jadi 197,98 cc.
Besarnya piston diimbangi pemasangan klep gambot hasil custom. Buat klep
in, diameter payung klep dibikin jadi 34 mm. Sedang klep ex 28,5 mm.
“Klep copotan dari Toyota Vios punya ukuran yang cukup besar dan
bahannya lebih kuat,” katanya.
Selanjutnya, untuk mengejar kompresi yang diinginkan, kepala silinder
ikut dipapas hingga 0,6 mm. Kubah di silinder head, mengikuti diameter
piston. Namun rasio kompresi tidak diukur.
Tak tertinggal, asupan bahan bakar juga dipikirkan. Pells mengandalkan
karburator Keihin PE 28 yang lubang venturinya sudah direamer jadi 30
mm. Main-jet dipatok 130 dan pilot-jet 45 cocok untuk bermain di trek
pinggir pantai.
Oh ya buat CVT, juga kasih bocoran nih. Roller yang dipakai mengandalkan
Kawahara dengan bobot rata 8 gram. Pulley juga ikut kena sentuhan
dengan mengubah sudutnya dari 13,5 derajat menjadi 14 derajat. "Dibikin
lebih meruncing biar tenaga putaran bawah lebih cepat di gapai," tutup
Pells. Blarrr...! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Comet 215-17
Cakram depan: Yamaha Mio
Rocker arm: Honda Blade
Knalpot: Kawahara
Yamaha Mio 2009 milik tim Pells Racing Solo ini mampu mengantarkan Tony
Cupang dan Jhon Pells naik podium kelas Matic 200 cc Rangka Standar.
Terjadi minggu lalu di TDR YSS Comet Drag Bike, Jogja. Meskipun hanya
menduduki posisi 3 dan 4, namun besutan ini murni hasil racikan anak
negeri.
Peraciknya Arif Sigit Wibowo, mekanik sekaligus pemilik tim Pells Racing
yang berasal dari Solo, Jawa Tengah. “Saya lebih suka bikin mesin
sendiri, sampai kelas Supermatik 300 cc juga digarap sendiri. Bukan bawa
mesin utuh dari Thailand,” ujar Pells, sapaan akrabnya.
Jadi, makin penasaran faktor apa saja yang bikin motor ini mampu melesat
kencang. Pastinya pake resep dong? “Untuk turun di kelas 200 cc,
mengandalkan piston Kawahara diameter 66 mm tipe forging,” ujar mekanik
berambut ikal ini.
Pilihan pakai piston forging ada beberapa alasan, lho. Salah satunya
lantaran bobot piston tergolong ringan. Kalau di bandingkan dengan non
forging macam piston Tiger jauh lebih enteng. Cocok buat besutan drag
bike yang butuh bobot ringan. “Piston forging bikin putaran mesin enteng
dan cepat naiknya,” lanjut Pells lagi.
Lantaran piston 66 mm, dirasa sudah mencukupi kapasitasnya untuk turun
di kelas 200 cc. Jadinya enggak perlu lagi pakai jurus naik stroke.
Pakai stroke standar bikin mesin jadi lebih awet. Kalau dihitung pakai
rumus volume total mesin Mio ini jadi 197,98 cc.
Besarnya piston diimbangi pemasangan klep gambot hasil custom. Buat klep
in, diameter payung klep dibikin jadi 34 mm. Sedang klep ex 28,5 mm.
“Klep copotan dari Toyota Vios punya ukuran yang cukup besar dan
bahannya lebih kuat,” katanya.
Selanjutnya, untuk mengejar kompresi yang diinginkan, kepala silinder
ikut dipapas hingga 0,6 mm. Kubah di silinder head, mengikuti diameter
piston. Namun rasio kompresi tidak diukur.
Tak tertinggal, asupan bahan bakar juga dipikirkan. Pells mengandalkan
karburator Keihin PE 28 yang lubang venturinya sudah direamer jadi 30
mm. Main-jet dipatok 130 dan pilot-jet 45 cocok untuk bermain di trek
pinggir pantai.
Oh ya buat CVT, juga kasih bocoran nih. Roller yang dipakai mengandalkan
Kawahara dengan bobot rata 8 gram. Pulley juga ikut kena sentuhan
dengan mengubah sudutnya dari 13,5 derajat menjadi 14 derajat. "Dibikin
lebih meruncing biar tenaga putaran bawah lebih cepat di gapai," tutup
Pells. Blarrr...! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban belakang: Eat My-Dust 60/80-17
Ban depan: Comet 215-17
Cakram depan: Yamaha Mio
Rocker arm: Honda Blade
Knalpot: Kawahara
untuk motor kencang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar